Dibeberapa daerah kuliner menjadi budaya dan agama," papar Santo. Santo menambahkan, ada dua sektor yang mampu menopang kemajuan kuliner di berbagai daerah. Yaitu sektor sosial masyarakat dan pariwisata. Masyarakat menjadi garda promotor dan penjaga kelestarian kuliner yang ada di Nusantara. "Kalau di Solo siapa sih yang tidak kenal tengkleng.
Keduaorang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah".
mengembangkancerita inspiratif "garam dan air" afik12345. duduk sama rendah berdiri sama tinggi. 0 votes Thanks 0. More Questions From This User See All. Afifah4971 December 2019 | 0 Replies . Mohon di bantuuuuuu yahh Answer. Afifah4971 December 2019 | 0 Replies .
Contohcerita inspiratif air dan garam adalah sebagai berikut: Botol Minum dan Air Laut. Seorang anak sedang ikut melaut untuk pertama kalinya bersama ayahnya yang merupakan seorang nelayan. Tengah hari itu sangat panas dan si anak kehausan. "Ayah, aku haus," katanya sambil menarik-narik baju si ayah.
B Contoh Teks Cerita Inspiratif Nonfiksi yang Tepat 1. Garam dan Air. Di sebuah desa ada seorang anak perempuan umurnya kira-kira 13 sampai 16 tahun. Dia seorang anak yang cantik juga pintar tapi sayangnya dia memiliki sifat suka mengeluh ketika ada masalah datang menghampirinya. Sekecil apapun masalah itu dia selalu mengeluh dan menggerutu.
sFdSpbU.
Seorang pemuda yang dirundung problem mendatangi seorang tua bijak. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya. Pak Tua bijak mendengarkan dengan seksama. Ia kemudian mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas dan perlahan diaduk. “Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya,” ujar Pak tua. “Pahit sekali,” jawab pemuda itu . Pak Tua itu tersenyum, lalu mengajak pemuda itu untuk berjalan ke tepi telaga di belakang rumahnya. Mereka berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu. Kembali Pak Tua mengeluarkan serbuk pahit dan menebarkan ke telaga. Dengan sepotong kayu ia mengaduk serbuk sehingga larut dalam telaga. “Coba ambil air telaga ini dan minumlah. Katakan bagaimana rasanya.” “Segar,” sahut si Pemuda setelah meneguk air telaga itu. “Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu?” tanya Pak Tua. “Tidak!” sahut Pemuda. Pak Tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata, “Anak muda dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan sama seperti segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnya pun sama dan memang akan tetap sama. Tapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya." Jadi, saat kita merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yang dapat kita lakukan. "Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu. Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. “Jangan jadikan hatimu seperti gelas. Buatlah laksana telaga yang mampu menampung setiap kepahitan itu dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian.” Disclaimer Lentera intisari merupakan cerita yang sangat inspiratif yang paling saya sukai di majalah intisari kesukaanku, cerita-cerita dalam rubrik intisari merupakan cerita atau pengalaman baik dari pembaca maupun dari editor dan penyusun majalah tersebut, disini saya akan tulis kembali berbagi cerita-cerita tersebut agar kita semua bisa mendalami maknanya karena mungkin diantara kita yang belum sempat membacanya dan semoga cerita ini bisa bermanfaat dan mengilhami kita semua, gambar dan ilustrasi saya ambil dari berbagai sumber yang saya sebutkan dibawahnya
cerita inspiratif garam dan air